Sedikit cerita tentang orang yang sukses (sementara), beliau Bpk T. (tidak mau di sebut namanya). Beliau awalnya adalah penjual paku-paku bekas di pasar tradisional Klaten. Karena terdesak kebutuhan untuk memberi nafkah keluarganya, beliau rela banting tulang menjual paku bekas yang di ambil dari sisa bangunan, paku yang sudah bengkok beliau tempa biar kelihatan lurus.
Awalnya beliau hanya berjualan paku lesehan dengan menggunakan kotak kayu kecil di pinggir pasar. Alhamdulillah, karena kegigihan beliau Allah memberikan rizki lebih yaitu jualannya laris manis.. :D
Waktu terus berjalan. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, sang istri pun juga ikut bekerja dengan menjadi buruh jahit konfeksi. Beliau yakin bahwa Allah adalah sebaik-baik pemberi rizki, beliau berusaha di sertai do'a. Akhirnya beliau bisa menambah barang dagangan pakunya, dan lama kelamaan beliau juga menambah barang dangangan berupa alat bangunan.
Akhirnya berkat kerja keras yang di sertai dengan do'a, beliau bisa membeli 1 kios di pasar tradisional Klaten. Usahanya terus berkembang.. berkembang.. dan berkembaang sampai akhirnya beliau membeli 1 kios lagi di pasar tersebut. 2 Kios sudah terbeli (pada waktu itu).
Secara bertahap, beliau bisa membeli sebuah motor.. kemudian mobil.. kemudian rumah mewah. Sekarang beliau memiliki 5 cabang Toko bangunan yang di kelola oleh anak-anaknya yang sudah sarjana semua :D. Selain toko bangunan, beliau sekarang juga membuka sebuah minimarket.
Kisah lain adalah Mas A. (juga tidak mau di sebut namanya). Beliau sejak kecil bercita2 menjadi seorang pegawai. Masa kecilnya sangat nakal, bahkan beliau pernah di ikat dengan kursi oleh gurunya. (wah.. wah.. nakal tenan :D)
Walaupun dia anak yang "agak nakal" tapi beliau orang yang cerdas. belau selau dapat ranking di kelas. Sampai akhirnya beliau lulus dari SMA. Setelah lulus SMA beliau mendaftar pegawai, tapi gagal.
"Kegagalan adalah keberhasian yang tertunda" katanya. Beliau gagal di test kesehatan. Kebetulan pada waktu itu memang memiliki penyakit dalam. Akhirnya orang tuanya menyarankan untuk oprasi "mumpung penyakite durung parah" (mumpung penyakitnya belum parah) kata orang tuanya.
Setelah selesai oprasi, beliau tidak langsung mendaftar lagi, tapi beliau mempunyai inisiatif untuk memperbaiki diri. Beliau memiliki keyakinan yang kuat. "Melihat kemampuan yang saya punya, pastinya aku hanya menjadi pegawai rendahan". Beliau mempunyai inisiatif Kursus untuk menambah skil (kemampuan).
Sekarang, beliau sudah menjadi pegawai yang bisa di bilang gajinya lumayan lah klo di bandingkan saya :D
Dari dua cerita di atas, bisa di ambil kesimpulan bahwa Usaha perlu kerja keras di sertai Do'a agar rizki kita dimudahkan Allah SWT. Sebenarnya tidak cukup hanya bekerja keras, bila di tambah dengan kerja cerdas maka hasil yang di capai juga lebih memuaskan (seperti kisah Pipo).
Wednesday, March 16, 2011
Sukses Dengan Do'a, Kerja Keras dan Kerja Cerdas
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment