Thursday, March 24, 2011

Pirates of Silicon Valley - Apple vs Microsoft

Dulu awal mula komputer bentuknya seperti ini


Sekarang komputer sudah mengalami kemajuan hingga berbentuk seperti ini

Atau yang bisa di bawa kemana-mana seperti ini
Nah.. Keliatan banget ya bedanya, yang dulu komputer gede-gede sekarang komputer bisa di tenteng ke mana-mana.

Seperti yang kita ketahui, bahwa komputer tidak lepas dengan Operating System. Ada banyak operating sistem yang bisa di install di komputer, misalnya Microsoft Windows, Mac OS, Unix (turunannya). Di dunia opeating system, ada 2 vendor yang bersaing ketat, yaitu Microsoft dan Apple.
Yang ingin mengetahui lebih jauh sejarah revolusi di dunia komputer, terutama tentang Operating System, dan lebih spesifik lagi antara Apple vs Microsoft, bisa nonton film Pirates of Silicon Valley.

Film ini menceritakan perjuangan dan persaingan serta awal kelahiran Apple dan Microsoft. Dua orang yang sampai sekarang masih di anggap sebagai orang yang paling berperngaruh di dunia komputer, yaitu Steve Jobs dan Bill Gates.

Di sini juga diceritakan kisah masa muda Steve Jobs dan Bill Gates, mulai dari kuliah, drop out, hingga terjun ke bisnis komputer. (DO kuliah bisa sukses kek gitu ya :D)

Pada film ini kita akan belajar bagaimana masa-masa awal berkembangnya PC. Ada hal menarik di film ini yaitu para petinggi perusahaan besar pada saat itu menertawakan para insinyurnya yang menciptakan alat yang bernama mouse yang selalu kita pakai saat ini. Dan juga perusahaan-perusahaan besar yang menertawaan ide bahwa komputer dapat digunakan oleh orang awam. (pada saat itu emang komputer hanya di gunakan oleh perusahaan)

Apple dengan ide besar mereka untuk mengubah dunia, dan Microsoft yang menghalalkan segala cara demi mengejar profit sebesar-besarnya. Hingga akhirnya kita harus menyaksikan betapa Apple yang dibangun atas dasar idealisme Steve Jobs harus bertekuk lutut ditelikung Microsoft, yang sebelumnya kerap mereka remehkan.

Apple selalu selangkah lebih maju. Hal ini membuat Bill Gates penasaran dan datang menemui Jobs. Entah jampi-jampi apa yang dia gunakan sehingga Steve Jobs mau menunjukkan prototype yang sedang dikembangkan Apple. Dan hebatnya lagi, Steve Jobs bahkan memberi Bill Gates 1 buah prototype karena Gates berjanji untuk ikut mengembangkannya.Tentu Dan baru setelah sekian lama tidak ada kabarnya, Jobs pun mulai tersadar.

Dia pun memanggil Gates dengan penuh amarah. Di sini lagi-lagi terlihat bakat negoisator seorang Bill Gates. Dia sekali lagi berhasil meyakinkan Steve Jobs bahwa dia sedang membantu melakukan pengembangan.

Dan akhirnya tibalah saat peluncuran komputer Apple yang berasal dari prototype tersebut.Gates diberi kesempatan untuk turut berpidato.Ketika Gates sedang di podium, Steve Jobs mendapat kabar bahwa di Jepang sudah beredar komputer dengan program yang mirip dengan produk Apple itu. Program tersebut tak lain adalah Microsoft Windows!!!

Saat kita dalam kondisi kepepet, dengan melihat peluang yang besar dan harapan akan memicu adrenalin serta melebarkan ruang kreatifitas. Tapi yang terpenting adalah menjaga agar kreatifitas tersebut tidak hilang begitu saja, apa lagi muncul rasa malas yang bisa mengubur harapan kita.

Dari film tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa mereka sukses karena kerja keras dan kreatifitas yang ditimbulkan oleh kepepet dijaga dan dikembangkan, bukan menunggu sampai kepepet itu datang lagi.

Monday, March 21, 2011

Usaha Kreatif Kerajinan Fiberglass

Seiring perkembangan jaman, usaha di indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. hal ini karena adanya perkembangan teknologi dan tuntutan dari konsumen yang mendesak. Nah.. Untuk bisa eksis, suatu usaha perlu diberikan warna baru (kreatif), agar mampu memenuhi tuntutan pasar global.

Satu usaha yang saya amati tentang usaha kerajinan tangan dengan menggunakan fiberglass. ternyata dengan usaha seperti ini Mas Tulakir, pemilik kerajinan tangan fiberglass "Putra Bandhung Bondowoso" mampu bersaing dengan pedagang2 barang-barang fiberglass yang lain. Hal ini tidak lepas dari ide-ide kreatif, karena kalau g kreatif ya konsumen akan merasa bosan dengan produk yang itu-itu saja.

Pada saat ini, beberapa produk kerajinan tangan yang di buat oleh "Putra Bandhung Bondowoso antara lain:

  • Asbak
  • Patung
  • Tempat pensil
  • Miniatur
  • Kaligrafi
  • Gading
  • Gantungan Kunci
  • dan lain-lain.
Apabila ada konsumen pesan barang dengan desain sendiri, tentunya di layani.

Wednesday, March 16, 2011

Sukses Dengan Do'a, Kerja Keras dan Kerja Cerdas

Sedikit cerita tentang orang yang sukses (sementara), beliau Bpk T. (tidak mau di sebut namanya). Beliau awalnya adalah penjual paku-paku bekas di pasar tradisional Klaten. Karena terdesak kebutuhan untuk memberi nafkah keluarganya, beliau rela banting tulang menjual paku bekas yang di ambil dari sisa bangunan, paku yang sudah bengkok beliau tempa biar kelihatan lurus.

Awalnya beliau hanya berjualan paku lesehan dengan menggunakan kotak kayu kecil di pinggir pasar. Alhamdulillah, karena kegigihan beliau Allah memberikan rizki lebih yaitu jualannya laris manis.. :D

Waktu terus berjalan. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, sang istri pun juga ikut bekerja dengan menjadi buruh jahit konfeksi. Beliau yakin bahwa Allah adalah sebaik-baik pemberi rizki, beliau berusaha di sertai do'a. Akhirnya beliau bisa menambah barang dagangan pakunya, dan lama kelamaan beliau juga menambah barang dangangan berupa alat bangunan.

Akhirnya berkat kerja keras yang di sertai dengan do'a, beliau bisa membeli 1 kios di pasar tradisional Klaten. Usahanya terus berkembang.. berkembang.. dan berkembaang sampai akhirnya beliau membeli 1 kios lagi di pasar tersebut. 2 Kios sudah terbeli (pada waktu itu).

Secara bertahap, beliau bisa membeli sebuah motor.. kemudian mobil.. kemudian rumah mewah. Sekarang beliau memiliki 5 cabang Toko bangunan yang di kelola oleh anak-anaknya yang sudah sarjana semua :D. Selain toko bangunan, beliau sekarang juga membuka sebuah minimarket.

Kisah lain adalah Mas A. (juga tidak mau di sebut namanya). Beliau sejak kecil bercita2 menjadi seorang pegawai. Masa kecilnya sangat nakal, bahkan beliau pernah di ikat dengan kursi oleh gurunya. (wah.. wah.. nakal tenan :D)

Walaupun dia anak yang "agak nakal" tapi beliau orang yang cerdas. belau selau dapat ranking di kelas. Sampai akhirnya beliau lulus dari SMA. Setelah lulus SMA beliau mendaftar pegawai, tapi gagal.

"Kegagalan adalah keberhasian yang tertunda" katanya. Beliau gagal di test kesehatan. Kebetulan pada waktu itu memang memiliki penyakit dalam. Akhirnya orang tuanya menyarankan untuk oprasi "mumpung penyakite durung parah" (mumpung penyakitnya belum parah) kata orang tuanya.

Setelah selesai oprasi, beliau tidak langsung mendaftar lagi, tapi beliau mempunyai inisiatif untuk memperbaiki diri. Beliau memiliki keyakinan yang kuat. "Melihat kemampuan yang saya punya, pastinya aku hanya menjadi pegawai rendahan". Beliau mempunyai inisiatif Kursus untuk menambah skil (kemampuan).

Sekarang, beliau sudah menjadi pegawai yang bisa di bilang gajinya lumayan lah klo di bandingkan saya :D

Dari dua cerita di atas, bisa di ambil kesimpulan bahwa Usaha perlu kerja keras di sertai Do'a agar rizki kita dimudahkan Allah SWT. Sebenarnya tidak cukup hanya bekerja keras, bila di tambah dengan kerja cerdas maka hasil yang di capai juga lebih memuaskan (seperti kisah Pipo).

Monday, March 14, 2011

Ini Knp Saya Gak Pernah Pake Browser Selain Chrome ama FF

VANCOUVER, KOMPAS.com — Kontes hacking untuk menjebol sistem keamanan browser internet dan perangkat mobile bertajuk Pwn2Own yang berlangsung sebagai bagian konferensi CanSecWest di Vancouver, Kanada, 9-11 Maret 2011, telah berakhir. Hasilnya, browser Chrome 9 buatan Google dan Firefox 3.6 buatan Mozilla yang tak jebol. Sementara Safari 5 dari Apple dan Internet Explorer 8 buatan Microsoft takluk di hari pertama.

"Aku cinta Pwn2Own! Safari dan IE8 jebol di hari pertama, tapi tidak dengan Chrome," tulis Matt Cutts, kepala tim spam web Google, di akun Twitter saat kontes hari pertama selesai. Harapannya bertahan sampai kontes berakhir karena Chrome tak jua berhasil ditembus.

Ini merupakan keberhasilan Google mempertahankan rekor sebagai browser yang tidak mudah ditembus. Selama dua tahun berturut-turut di kontes yang sama, Chrome terbukti menjadi satu-satunya browser yang tidak bisa ditembus hacker. Namun, tahun ini Firefox 3.6 pun tak kalah aman dan untuk pertama kalinya gagal dijebol.

"Whew, Firefox bertahan di #pwn2own 2011. Ini bukan kesuksesan besar, tetapi saya tetap senang mendengarnya," kata Brendan Eich, CTO Mozilla, di akun Twitter miliknya mengomentari kabar baik tersebut. Tak lupa, bos Mozilla itu pun memberi selamat kepada tim Chrome dari Google lewat tweet selanjutnya.

Pujian yang sama juga disampaikan tim Google kepada Mozilla. "Kedua browser yang bertahan sama-sama open source, punya program penghargaan, punya tim keamanan yang melekat, lebih baik dan cepat melakukan perbaikan. Kebetulan?" tulis Chris Evans, insinyur di tim keamanan Chrome.

Selain menantang para hacker menembus keamanan browser internet, Pwn2Own juga menantang peserta menembus sistem operasi perangkat mobile. iOS di iPhone 4 dan BlackBerry Torch sukses ditembus, tetapi Android dan Windows Phone 7 bisa bertahan.

Sumber : COMPUTERWORLD.COM
Browser Andalan Saya tu.. :D

Thursday, March 10, 2011

[Motivasi] Kisah Pipo vs Embro

Beda kepala, kadang beda MINDSET, katanya. Tapi MINDSET bisa ditularkan kok…. Itu semacam sugesti, kata para ahli dan motivator. :D . Ini cerita di ambil dari potongan cerita di buku The Cashflow Quadrant, yang kebetulan tadi siang di share juga oleh Bpk. Ardiansyah di mata kuliah Technopreneurship.

Btw, MINDSET itu apaan sih? Ya itu, MINDSET = Pola Pikir. Pola pikir yang dimaksud disini adalah pola pikir tentang cara bagaimana kita mendapatkan penghasilan. Artinya, cara kita mencari sumber mata pencarian untuk menghasilkan uang.

Saat itu tahun 1801. Pada sebuah lembah di Italia. Pada zaman dahulu kala, begitu kisah ini dimulai, ada dua orang saudara sepupu yg tinggal di tempat itu. Keduanya dikenal punya semangat dan ambisi yg kuat untuk menggapai kemajuan. Yang pertama bernama Pipo, yang kedua bernama Embro. Keduanya tinggal dalam rumah yg berdampingan di desa kecil dalam lembah itu.

Keduanya sering berkhayal, suatu saat nanti mereka akan menjadi orang yang paling kaya di desa itu. Mereka berdua sama-sama cemerlang dan sangat tekun dalam bekerja. Yang mereka perlukan hanyalah kesempatan utk mewujudkan impian itu.

Pada suatu hari, kesempatan itu muncul secara tiba-tiba. Kepala desa disitu memutuskan mempekerjakan mereka utk membawa air dari sungai yg terletak di pinggir desa, ke tempat penampungan air yg terletak di tengah desa tsb. Intinya, pekerjaan itu dipercayakan kepada Pipo dan Embro.

Singkat cerita, keduanya langsung membawa dua buah ember dan segera menuju ke sungai. Sepanjang siang keduanya mengangkut air dengan ember. Menjelang sore, tempat penampungan air sudah penuh sampai ke permukaan. Kepala desa menggaji keduanya berdasar jumlah ember air yg masing-masing mereka bawa. Begitu pekerjaan itu di lakukan setiap hari selama beberapa waktu.

“Wow, apa yg kita cita-citakan selama ini akan terkabul!” teriak Embro gembira. “Rasanya sulit dipercaya, kita mendapatkan penghasilan sebanyak ini”.

Namun, Pipo tidak berhenti sampai disitu saja. Dia tidak yakin begitu saja. Setiap pulang ke rumah, Pipo merasakan punggungnya nyeri semua. Kedua telapak tangannya juga lecet-lecet. Begitu pagi tiba, perasaannya jadi kecut karena harus pergi bekerja. Tidak ingin punggung dan tangannya bermasalah lagi, Pipo justru berpikir keras mencari akal bagaimana caranya mengangkut air dari sungai ke desa tanpa harus terluka. Tanpa harus menanggung rasa nyeri di punggung. Tanpa melakukan hal itu semur hidupnya!

“Embro, aku punya rencana,” kata Pablo keesokan harinya. “Daripada kita mondar-mandir setiap hari membawa ember ke sungai dan hanya mendapatkan beberapa sen per hari, mengapa tidak sekalian saja kita membangun pipa saluran air dari sungai ke desa kita.”

Embro langsung menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba. “Saluran pipa air! Ide dari mana itu!” kata Bruno tegas. “Kita kan sudah mempunyai pekerjaan yg sangat bagus dan menghasilkan uang dengan mudah, Pipo. Aku bisa membawa seratus ember sehari. Dengan upah satu sen per ember, berarti penghasilan kita bisa satu dolar per hari! Aku akan menjadi orang kaya. Dan ini berarti pada setiap akhir minggu aku bisa membeli sepasang sepatu baru. Pada setiap akhir bulan, aku bisa membeli seekor sapi. Setelah enam bulan kemudian, aku bisa membangun sebuah rumah kecil. Kau melihat, tidak ada pekerjaan semenguntungkan mengangkut air di desa ini. Lagipula, pada setiap akhir minggu kita mendapat libur. Setiap akhir tahun kita juga mendapat cuti dua minggu dengan gaji penuh. Kita akan hidup dengan sangat layak, dilihat dari sudut manapun. Jadi, buang jauh-jauh idemu utk membangun saluran pipa airmu itu.”

Tapi Pipo tidak putus asa. Dia tetap bersikukuh pada idenya itu. Dengan sabar dia menerangkan bagaimana proses membangun pipa salurannya itu kepada sahabatnya. Embro tak beranjak sedikitpun dengan tawaran Pipo.

Akhirnya, Pipo memutuskan utk bekerja paruh waktu saja. Dia tetap bekerja mengangkuti ember-ember itu. Sementara sisa waktunya, ditambah libur akhir minggunya, dia pakai utk membangun saluran pipanya itu.

----

Sejak awal melakukan pekerjaannya ini, Pipo telah menyadari akan sangat sulit membangun saluran pipa itu dari sungai ke desanya. Menggali di tanah keras yg mengandung banyak batu jelas tak kalah menyakitkannya dengan luka lecet dan punggung nyeri karena mengangkut air.

Pipo juga menyadari, karena upah yang dia terima sekarang berdasarkan jumlah ember yang diangkutnya, maka penghasilannyapun secara otomatis menurun. Dia juga sudah sangat paham bahwa dibutuhkan waktu satu atau dua tahun sebelum saluran pipanya itu bisa berfungsi seperti yg dia harapkan.

Namun, Pipo tak pernah kendur dengan keyakinannya. Dia tahu persis akan impian dan cita-citanya. Sebab itu dia terus bekerja tanpa kenal lelah.

Kini, pemandangan kontras mulai tampak diantara kedua sahabat itu. Sementara Embro asyik berbaring santai di hammock (tempat tidur gantung berupa jaring) pada sore hari, pada akhir minggu, Pipo tampak terus berlelehan keringat menggali saluran pipanya. Pada bulan-bulan awal, Pipo memang tak menunjukkan hasil apapun dari usahanya. Tampak betul bahwa pekerjaannya sangat berat. Bahkan jauh lebih berat dari pekerjaan yg dilakukan Embro. Selain harus tetap bekerja pada akhir minggu, Pipo juga bekerja di malam hari.

Tapi Pipo selalu mengingatkan pada diri sendiri bahwa cita-cita masa depan itu sesungguhnya dibangun berdasarkan pada perjuangan yg dilakukan hari ini. Dari hari ke hari dia terus menggali. Mili demi mili, senti demi senti!

Pepatah yg selalu diingat Pipo adalah, sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Dia selalu bersenandung setiap mengayunkan cangkulnya ke tanah yg mengandung batu karang. Dari satu centimeter, menjadi dua centi meter, sepuluh centi meter, satu meter, duapuluh meter, seratus meter, dan seterusnya….

Dan, Pipo mulai melihat hasil kerja kerasnya… meski belum maksimal…

“Fokuslah pada imbalan yg akan kau peroleh dari pekerjaanmu”. Kata-kata itu terus diingat Pipo, dan dia ulang-ulang setiap akan pergi tidur. Fokus, fokus,fokus…. Imbalannya pasti jauh lebih besar….

----

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Dan pada suatu hari, Pipo menyadari saluran pipanya sudah tampak setengah jadi.

Setiap saat beristirahat, Pipo menyaksikan sahabatnya Embro yg terus saja mengangkat ember-ember. Bahu Embro juga tampak semakin lama semakin membungkuk. Dia tampak menyeringai kesakitan, meski sering berusaha dia sembunyikan. Langkahnya juga semakin lamban, akibat kerja keras setiap hari.

Akhirnya, terjadi juga kegemparan di desa itu. Saat bahagia Pipo pun tiba. Saluran yg dia bangun sudah selesai. Hampir semua orang desa berkumpul saat air mulai mengalir dari saluran pipanya menuju ke penampungan air di desa. Sekarang, desa itu sudah bisa mendapat pasokan air bersih secara tetap. Bahkan penduduk desa yg sebelumnya tinggal agak jauh dari tempat itu kemudian pindah mencari tempat yg lebih dekat dengan sumber air itu.

Setelah saluran pipa itu selesai, Pipo tidak perlu lagi membawa-bawa ember. Airnya akan terus mengalir, baik dia sedang bekerja maupun tidak. Air itu terus mengalir, baik dia sedang bekerja maupun tidak. Air itu terus mengalir, baik saat dia makan, tidur ataupun bermain-main. Air itu tetap mengalir di akhir minggu ketika dia menikmati banyak permainan. Semakin banyak air yg mengalir ke desa, semakin banyak pula uang yg mengalir ke kantung Pipo.

Pipo yg tadinya terkenal dengan julukan Pipo si Manusia Pipa, kini menjadi lebih terkenal dengan sebutan Pipo si Manusia Ajaib. Tetapi, Pipo paham sekali apa yg sesungguhnya dia capai bukanlah sebuah keajaiban. Ini semua sebenarnya barulah langkah awal dari suatu pencapaian cita-cita yg besar. Memang benar, nyatanya Pipo mempunyai rencana yg jauh lebih besar daripada apa yg sudah dihasilkan di desanya.

----

Tahun demi tahun pun berlalu. Pipo sudah lama pensiun. Usaha saluran pipa-nya yg mendunia terus-menerus mengalirkan ratusan juta dollar per tahun ke rekening-rekening bank dia. Ketika ia jalan-jalan di desa, kadang-kadang ia melihat beberapa orang pemuda. Mereka tampak sibuk mengangkuti air dengan ember, dan hal itu mengingatkannya pada masa dimana ia pernah juga menjadi pengangkut ember yang sama seperti mereka….

END




Sunday, March 6, 2011

Perkataan Ali r.a

Ali bin Abi Thalib berkata, 'Tidakkah kamu mendengar firman Allah, "Dan perempuan-perempuan menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh." (QS Al-Baqarah: 233) "Masa mengandung dan menyapihnya selama tiga puluh (30) bulan". (QS Al- Ahqaf:15). Hitunglah sisanya, tidak ada kecuali enam (6) bulan'.

  • Masa menyusui, ialah 2 tahun.
  • 2 tahun = 24 bulan
  • Masa menyusui + masa hamil = 30 bulan,
  • Sementara masa menyusui ialah 24 bulan, maka sisanya ialah 6 bulan yang merupakan masa hamil. Dan 6 bulan merupakan waktu minimal masa hamil.

Tuesday, March 1, 2011

Kisah Jack Canfield

Ada kisah yg menarik JACK CANFIELD
Copy paste aja :D

Bagi saya, Rahasia ini sungguh mengubah hidup saya karena saya dibesarkan bersama
seroang ayah yang sangat negatif, yang berpikir bahwa orang kaya adalah orang yang
memiskinkan setiap orang lain, dan bahwa setiap orang yang mempunyai uang pastilah
telah menipu seseorang alinnya. Jadi, saya dibesarkan degnan banyak kepercayaan
tentang uang. Jika Anda memiliki uang, uang akan membuat Anda menjadi orang yang
buruk; hanya orang jahat yang mempunyai uang; dan uang tidak tumbuh di pohon.

“Kamu pikir saya ini siapa? Rockefeller?” Itu adalah salah satu kalimat favoritnya.
Jadi, saya tumbuh menjadi orang yang sungguh-sungguh percaya bahwa hidup ini sulit.
Baru ketika saya bertemu W. Clement Stone-lah saya mulai mengubah hidup saya.
Ketika saya masih bekerja dengan Stone, ia berkata, “Saya ingin kamu
menetapkan sebuah tujuan yang sangat besar yang jika tercapai akan membuat kamu
takjub, dan kamu akan tahu bahwa itu hanya disebabkan oleh apa yang telah saya
ajarkan padamu bahwa kamu akan bisa mencapai tujuan ini.” Pada saat itu saya
berpenghasilan sekitar delapan ribu dolar setahun, jadi saya berkata, “Saya ingin
berpenghasilan seratus ribu dolar setahun.” Saya tidak tahu bagaimana saya dapat
melakukannya. Saya tidak melihat adanya strategi atau kemungkinan, saya hanya
berkata, “Saya akan mengumumkannya, saya akan memercayainya, saya akan bersikap
seakan-akan ini memang benar, lalu melepaskannya.” Jadi, saya melakukannya.

Satu hal yang ia ajarkan pada saya adalah setiap hari memejamkan mata dan
memvisualkan seakan-akan tujuan itu sudah tercapai. Saya sungguh-sungguh membuat
cek seratus ribu dolar dan memasangnya di langit-langit. Jadi, begitu bangun pagi, saya
memandang ke atas dan melihatnya, dan itu akan mengingatkan saya pada niat saya.

Kemudian saya memejamkan mata dan memvisualkan memiliki gaya hidup orang yang
berpenghasilan seratus ribu dolar setahun. Yang menarik, tidak ada peristiwa besar
yang terjadi selama sekitar tiga puluh hari. Saya tidak mendapatkan ide-ide cemerlang,
tidak ada juga orang yang menawarkan lebih banyak uang kepada saya.
Sekitar empat minggu sesudahnya, saya mendapat ide bernilai seratu ribu dolar.

Ide itu muncul tiba-tiba dalam benak saya. Saya telah menulis sebuah buku, dan saya
berkata, “Jika saya dapat menjual empat ratus ribu buku dengan harga 25 sen per buku,
itu akan menjadi seratus ribu dolar.” Buku-buku itu sudah ada di sana, tetapi saya tidak
pernah berpikir seperti ini. (Salah satu hal dari Rahasia adalah ketika Anda memiliki
ilham, Anda harus memercayainya dan menindaklanjutinya.) Saya tidak tahu bagaimana
saya akan menjual empat ratus ribu buku. Kemudian saya melihat koran National
Enquirer di pasar swalayan. Saya telah melihatnya jutaan kali, dan koran itu hanya ada
di latar belakang benak saya. Tiba-tiba koran itu melompat ke latar depan. Saya
berpikir, “Jika pembaca mengetahui tentang buku saya, pasti empat ratus ribu orang
akan membelinya.”

Sekitar enam minggu kemudian, saya berbicara di Hunter College di New York
kepada enam ratus guru, lalu seorang perempuan mendekati saya dan berkata, “Itu tadi
pidato yang bagus. Saya ingin mewawancarai Anda. Ini kartu nama saya.” Ternyata ia
adalah penulis lepas yang menjual ceritanya ke National Enquirer. Tema dari “The
Twilight Zone” muncul di kepala saya, wah…ini sungguh-sungguh ampuh. Artikel itu
muncul dan penjualan buku kami mulai mencuat.

Tags

Visitor